Selasa, 11 Oktober 2016

aktualisasi pancasila dalam kehidupan bangsa Indonesia




AKTUALISASI PANCASILA  DALAM KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Pancasila sebagai dasar Negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia adalah salah satu hasil budaya bangsa yang sangat penting. Oleh karena itu, Pancasila pun harus diwariskan kepada generasi muda bangsa Indonesia berikutnya melalui pendidikan dan tindakan nyata.
Tanpa usaha mewariskan Pancasila kepada generasi muda melalui pendidikan, Negara dan bangsa akan kehilangan hasil budaya atau kultural yang sangat penting itu. Setiap bangsa memiliki kepedulian kepada pewarisan budaya luhur bangsanya. Oleh karena itu, perlu adanya upaya pewarisan budaya penting tersebut melalui pendidikan Pancasila.
Pancasila sebagai dasar Negara harus menjadi landasan bagi peraturan-peraturan dalam tertib hukum Indonesia atau sumber segala sumber hukum Negara, yaitu menjadi sumber bagi penyusunan peraturan perundang-undangan.
Penempatan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum Negara adalah sesuai dengan pembukaan UUD 1945 yang menempatkan Pancasila sebagai dasar dan ideology Negara serta sekaligus dasar filosofis bangsa dan Negara sehingga setiap materi muatan peraturan perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Apabila peraturan-peraturan itu dibuat berdasar Pancasila atau UUD 1945, maka selain hal itu menjamin sifatnya yang resmi, dapat pula diharapkan bahwa segala sesuatunya akan menjadi lebih jelas, pelaksanaannya teratur dan dapat dipertanggungjawabkan secara yuridis.

1.2  Rumusan Masalah
1.2.1        Apakah pengertian aktualisasi dan aktualisasi Pancasila ?
1.2.2        Apa macam-macam aktualisasi ?
1.2.3        Apakah makna yang terkandung di dalam setiap sila-sila Pancasila ?
1.2.4        Bagaimanakah sikap bangsa Indonesia yang sesuai dengan Pancasila ?

1.3  Tujuan dan Manfaat
1.3.1        Memahami dan mengerti pengertian aktualisasi dan aktualisasi Pancasila.
1.3.2        Memahami dan mengerti macam-macam aktualisasi.
1.3.3        Memahami dan mengerti makna yang terkandung dalam sila-sila Pancasila.
1.3.4        Memahami dan mengerti sikap bangsa Indonesia yang sesuai dengan Pancasila.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian aktualisasi dan aktualisasi Pancasila
·      Aktualisasi merupakan suatu bentuk kegiatan melakukan realisasi antara pemahaman akan nilai dan norma dengan tindakan dan perbuatan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
·      Sedangkan aktualisasi pancasila, berarti penjabaran nilai-nilai pancasila dalam bentuk norma-norma, serta merealisasikannya dalam kehidupan berBangsa dan berNegara.
2.2 Macam-macam Aktualisasi Pancasila
Aktualisasi Pancasila, dapat dibedakan ke dalam 2 jenis :
1.      Aktualisasi Pancasila secara Obyektif
Aktualisasi Pancasila secara Obyektif artinya, realisasi penjabaran nilai-nilai Pancasila dalam bentuk norma-norma dalam setiap aspek penyelenggaraan negara, baik dalam bidang Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif, maupun semua bidang kenegaraan lainnya. Aktualisasi Obyektif ini terutama berkaitan dengan peraturan perundang-undangan Indonesia
Contohnya : dalam penyelenggaraan kenegaraan maupun tertib hukum Indonesia, asas politik dan tujuan negara, serta pelaksanaan konkretnya didasarkan pada dasar falsafah negara (Pancasila)
Seluruh hidup kenegaraan dan tertib hukum di Indonenesia didasarkan atas serta diliputi oleh dasar filsafat negara, asas politik dan tujuan negara, yakninya Pancasila, diantaranya:
-   Garis-garis Besar Haluan Negara.
-   Hukum, perundang-undangan dan peradilan.
-   Pemerintahan.
-   Politik dalam negeri dan luar negeri.
-   Keselamatan, keamanan dan pertahanan.
-   Kesejahteraan
-   Kebudayaan
-   Pendidikan dan lain sebagainya.

2.      Aktualisasi Pancasila secara Subyektif
Aktualisasi Subyektif, artinya realisasi penjabaran nilai-nilai Pancasila dalam bentuk norma-norma ke dalam diri setiap pribadi, perseorangan, setiap warga negara, setiap individu, setiap penduduk, setiap penguasa dan setiap orang Indonesia. aktualisasi ini berkaitan dengan kesadaran , ketaatan serta kesiapan individu untuk mengamalkan Pancasila (norma-norma moral). Aktualisasi Pancasila subyektif ini diharapkan dapat tercapai agar nilai-nilai pancasila tetap melekat dalam hati sanubari bangsa Indonesia, dan demikian itu disebut dengan Kepribadian Bangsa Indonesia (Kepribadian Pancasila). Maka dengan hal inilah bangsa Indonesia memiliki ciri karakteristik yang menunjukkan perbedaannya dengan bangsa lain.
Aktualisasi Subyektif ini lebih penting dari Aktualisasi Obyektif, karena Aktualisasi Pancasila yang subyektif merupakan kunci keberhasilan Aktualisasi Pancasila secara Obyektif.

2.3 Makna yang terkandung dalam sila-sila Pancasila
Pengakuan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa mengharuskan kita sebagai bangsa untuk mentransformasikan nilai-nilai Pancasila itu kedalam sikap dan perilaku nyata baik dalam perilaku hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Tanpa adanya transformasi nilai-nilai tersebut dalam kehidupan nyata, maka Pancasila hanya tinggal nama tanpa makna. Pancasila hanya sebagai hiasan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
1.   Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa
Nilai ini mengandung arti keyakinan dan pengakuan yang diekspresikan dalam bentuk perbuatan terhadap Zat yang Maha Tunggal tiada duanya. Yang sempurna sebagai Penyebab Pertama (kausa prima). Sila ini menuntut manusia untuk bersikap hidup, berpandangan hidup taat dan taklim kepada Tuhan dengan dibimbing oleh ajaran-ajaranNya. Taat mengandung makna setia,  menurut apa yang diperintahkan dan hormat/cinta kepada Tuhan. Sedangkan Taklim mengandung arti memuliakan Tuhan, memandang Tuhan teragung, memandang Tuhan tertinggi, memandang Tuhan terluhur.
Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa memberikan kebebasan kepada pemeluk agama sesuai dengan keyakinannya, tak ada paksaan, dan antar penganut agama yang berbeda harus saling menghormati dan bekerjasama. Bahkan penganut aliran kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa essensinya tidak kontraktif dengan nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan pasal 29 UUD 1945 ayat (2) yang bunyinya : Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
2.      Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, mengandung arti : kesadaran sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan mutlak hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya.
Yang perlu diperhatikan dan merupakan dasar hubungan semua umat manusia dalam mewujudkan nilai kemanusiaan yang adil dan beradab adalah pengakuan hak asasi manusia. Manusia harus diakui dan diperlakukan sesuai harkat dan mertabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang sama derajatnya, yang sama hak dan kewajiban asasinya. Untuk itu perlu dikembangkan juga sikap saling mencintai sesame manusia, sikap tenggang rasa atau tepo seliro. Oleh karena itu sikap dan perilaku semena-mena terhadap orang lain merupakan perbuatan yang tidak sejalan dengan nilai kemanusiaan yang adil dan beradab.
3.      Nilai Persatuan Indonesia
Nilai Persatuan Indonesia mengandung arti usaha kea rah bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina Nasionalisme dalam Negara.
Nilai Persatuan Indonesia yang demikian ini merupakan suatu proses untuk menuju terwujudnya Nasionalisme. Dengan modal dasae nilai persatuan semua warga Negara Indonesia baik yang asli maupun keturunan asing dan dari macam-macam suku bangsa dapat menjalin kerjasama yang erat dalam wujud gotongroyong, kebersamaan.
Dalam nilai Persatuan terkandung adanya perbedaan-perbedaan yang biasa terjadi di dalam kehidupan masyarakat dan bangsa, baik itu perbedaan bahasa, kebudayaan, adat-istiadat, agama, maupun suku. Perbedaan itu jangan diajdikan alas an untuk berselisih, tetapi justru menjadi daya tarik kearah kerjasama, kea rah resultante/sintesa yang lebih harmonis. Hal ini sesuai dengan semboyan “Bhinekka Tunggal Ika”.
4.Nilai Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Nilai sila keempat mengandung makna : suatu pemerintahan rakyat dengan cara melalui badan-badan tertentu yang dalam menetapkan sesuatu peraturan ditempuh dengan jalan musyawarah untuk mufakat atas dasar kebenaran dari Tuhan dan putusan akal sesuai dengan rasa kemanusiaan yang memperhatikan dan mempertimbangkan kehendak rakyat untuk mencapai kebaikan hidup bersama.
Di dalam pengambilan keputusan lewat musyawarah mufakat ini yang menjadi prioritas utama adalah : “kualitas” itu sendiri, yaitu isi, bobot dari usulan yang diajukan. Meskipun usulan itu dari golongan mayoritas, tetapi jika isi dan bobot dari usulan itu tidak berkualitas maka tidak bias diterima. Sebaliknya, meskipun usulan itu dari golongan minoritas namun isi dan bobot usulan itu berkualitas maka bisa diterima. Cara-cara seperti ini yang dikehendaki oleh sistem “demokrasi Pancasila”, yaitu demokrasi yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Karena titik beratnya musyawarah-mufakat utnuk kepentingan bersama, maka Demokrasi Pancasila pahamnya adalah kekeluragaan, kebersamaan.
5.      Nilai Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Makna yang terkandung di dalam nilai-nilai sila kelima ini adalah sebagai berikut: suatu tata masyarakat adil dan makmur sejahtera lahirlah batiniah, yang setiap warga Negara mendapat segala sesuatu yang telah menjadi haknya sesuai dengan essensi adil dan beradab. Sila keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia dalam wujud pelaksanaannya adalah bahwa setiap warga harus mengembangkan sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan, keserasian, keselarasan, antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.

2.4 Sikap bangsa Indonesia yang sesuai dengan Pancasila
1. Contoh sikap yang sesuai dengan sila pertama (Ketuhanan yang Maha Esa)
Sila ini berhubungan dengan perilaku kita sebagai umat beragama pada Tuhannya. Contoh sikap yang mencerminkan sila tersebut yaitu :
·         Percaya dan taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa sesuai ajaran agama yang dianut masing-masing.
·         Menjalankan perintah agama sesuai ajaran yang dianut masing-masing.
·         Saling menghormati antar umat beragama.
·         Tidak memaksakan suatu agama pada orang lain.
2.   Contoh sikap yang sesuai dengan sila kedua ( Kemanusiaan yang adil dan beradab)
Sila ini berhubungan dengan perilaku kita sebagai manusia yang pada hakikatnya semuanya sama didunia ini. Contoh sikap yang mencerminkan sila tersebut :
·         Tidak membeda-bedakan manusia berdasarkan suku, agama, warna kulit, tingkat ekonomi, maupun tingkat pendidikan.
·         Menyadari bahwa kita diciptakan sama oleh Tuhan.
·         Membela kebenaran dan keadilan.
·         Menyadari bahwa kita mempunyai hak dan kewajiban yang sama.
·         Tidak melakukan diskriminatif.
3.   Contoh sikap yang sesuai dengan sila ketiga ( Persatuan Indonesia)
Sila ini berhubungan dengan perilaku kita sebagai warga Negara Indonesia untuk bersatu membangun negeri ini. Contoh sikap yang mencerminkan sila tersebut:
·         Cinta pada tanah air dan bangsa
·         Menjaga nama baik bangsa dan Negara
·         Tidak membangga-banggakan bangsa lain dan merendahkan bangsa sendiri
·         Ikut serta dalam ketertiban dunia
·         Menjunjung tinggi persatuan bangsa
·         Mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi dan golongan
4.   Contoh sikap yang sesuai sila keempat (Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalampermusyawaratan perwakilan)
Sila ini berhubungan dengan perilaku kita untuk selalu bermusyawarah dalam menyelesaikan masalah. Contoh sikap yang mencerminkan sila tersebut: 
·         Selalu mengedepankan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam menyelesaikan masalah
·         Tidak memaksakan kehendak pada orang lain
·         Mengutamakan kepentingan masyarakat, bangsa, dan Negara
·         Menghormati hasil musyawarah
·         Ikut serta dalam pemilihan umum
5.   Contoh sikap yang sesuai sila kelima. (Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia)
Sila ini berhubungan dengan perilaku kita dalam bersikap adil pada semua orang. Contoh sikap yang mencerminkan sila tersebut:
·         Berusaha menolong orang lain sesuai kemampuan
·         Menghargai hasil karya orang lain
·         Tidak mengintimidasi orang dengan hak milik kita
·         Menjunjung tinggi nilai kekeluargaan
·         Menghormati hak dan kewajiban orang lain


BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
1.      Dalam aktualisasi Pancasila ini, penjabaran nilai-nilai Pancasila dalam bentuk norma-norma, dijumpai dalam bentuk norma hukum, kenegaraan, dan norma-norma moral. Sedangkan realisasinya dikaitkan dengan tingkah laku semua warga negara dalam masyarakat, berBangsa dan berNegara, serta seluruh aspek penyelenggaraan negara.
2.      Aktualisasi Pancasila secara Obyektif artinya, realisasi penjabaran nilai-nilai Pancasila dalam bentuk norma-norma dalam setiap aspek penyelenggaraan negara, baik dalam bidang Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif, maupun semua bidang kenegaraan lainnya.
Aktualisasi Subyektif, artinya realisasi penjabaran nilai-nilai Pancasila dalam bentuk norma-norma ke dalam diri setiap pribadi, perseorangan, setiap warga negara, setiap individu, setiap penduduk, setiap penguasa dan setiap orang Indonesia.
3.      Makna yang terkandung di dalam setiap sila ini berbeda-beda.
Nilai sila pertama ini mengandung arti keyakinan dan pengakuan yang diekspresikan dalam bentuk perbuatan terhadap Zat yang Maha Tunggal tiada duanya.
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, mengandung arti : kesadaran sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan mutlak hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya.
Nilai Persatuan Indonesia mengandung arti usaha kea rah bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina Nasionalisme dalam Negara.
Nilai sila keempat mengandung makna : suatu pemerintahan rakyat dengan cara melalui badan-badan tertentu yang dalam menetapkan sesuatu peraturan ditempuh dengan jalan musyawarah untuk mufakat atas dasar kebenaran dari Tuhan dan putusan akal sesuai dengan rasa kemanusiaan yang memperhatikan dan mempertimbangkan kehendak rakyat untuk mencapai kebaikan hidup bersama.
Makna yang terkandung di dalam nilai-nilai sila kelima ini adalah sebagai berikut: suatu tata masyarakat adil dan makmur sejahtera lahirlah batiniah, yang setiap warga Negara mendapat segala sesuatu yang telah menjadi haknya sesuai dengan essensi adil dan beradab.
4.      Contoh sikap yang sesuai dengan sila pertama (Ketuhanan yang Maha Esa), Sila ini berhubungan dengan perilaku kita sebagai umat beragama pada Tuhannya.
Contoh sikap yang sesuai dengan sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, Sila ini berhubungan dengan perilaku kita sebagai manusia yang pada hakikatnya semuanya sama didunia ini.
Contoh sikap yang sesuai dengan sila ketiga ( Persatuan Indonesia), Sila ini berhubungan dengan perilaku kita sebagai warga Negara Indonesia untuk bersatu membangun negeri ini.
Contoh sikap yang sesuai sila keempat (Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalampermusyawaratan perwakilan), Sila ini berhubungan dengan perilaku kita untuk selalu bermusyawarah dalam menyelesaikan masalah.
Contoh sikap yang sesuai sila kelima. (Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia), Sila ini berhubungan dengan perilaku kita dalam bersikap adil pada semua orang.

DAFTAR PUSTAKA

1.      A.T. Soegito,dkk.2012. Pendidikan Pancasila. Semarang; Pusat Pengembangan MKU-MKDK UNNES.
2.      http://brainly.co.id/tugas/860781 diakses pada hari Minggu, 22 Maret 2015 pukul 11.47.
3.      http://indrie7.blogspot.com/2013/04/aktualisasi-pancasila-dan-aktualisasi.html diakses pada hari Minggu, 22 Maret 2015 pukul 11.49.

2 komentar:

  1. The best online casino in Canada - Ambiens Hoppeie
    The online casino will 온라인 호텔 카지노 offer you all the latest games from leading developers such as NetEnt, Microgaming,

    BalasHapus
  2. Harrah's Hotel & Casino - Tunica Tunica, MS - MJH
    Visit Harrah's Hotel & 서산 출장샵 Casino Tunica, 고양 출장안마 MS and get the best rates on your next 세종특별자치 출장마사지 trip, stay at the 강릉 출장안마 hotel. 포항 출장샵

    BalasHapus