AKTUALISASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pancasila
sebagai dasar Negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia adalah salah satu
hasil budaya bangsa yang sangat penting. Oleh karena itu, Pancasila pun harus
diwariskan kepada generasi muda bangsa Indonesia berikutnya melalui pendidikan
dan tindakan nyata.
Tanpa
usaha mewariskan Pancasila kepada generasi muda melalui pendidikan, Negara dan
bangsa akan kehilangan hasil budaya atau kultural yang sangat penting itu.
Setiap bangsa memiliki kepedulian kepada pewarisan budaya luhur bangsanya. Oleh
karena itu, perlu adanya upaya pewarisan budaya penting tersebut melalui
pendidikan Pancasila.
Pancasila
sebagai dasar Negara harus menjadi landasan bagi peraturan-peraturan dalam
tertib hukum Indonesia atau sumber segala sumber hukum Negara, yaitu menjadi
sumber bagi penyusunan peraturan perundang-undangan.
Penempatan
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum Negara adalah sesuai dengan
pembukaan UUD 1945 yang menempatkan Pancasila sebagai dasar dan ideology Negara
serta sekaligus dasar filosofis bangsa dan Negara sehingga setiap materi muatan
peraturan perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila.
Apabila
peraturan-peraturan itu dibuat berdasar Pancasila atau UUD 1945, maka selain
hal itu menjamin sifatnya yang resmi, dapat pula diharapkan bahwa segala
sesuatunya akan menjadi lebih jelas, pelaksanaannya teratur dan dapat
dipertanggungjawabkan secara yuridis.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1
Apakah
pengertian aktualisasi dan aktualisasi Pancasila ?
1.2.2
Apa
macam-macam aktualisasi ?
1.2.3
Apakah
makna yang terkandung di dalam setiap sila-sila Pancasila ?
1.2.4
Bagaimanakah
sikap bangsa Indonesia yang sesuai dengan Pancasila ?
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1
Memahami
dan mengerti pengertian aktualisasi dan aktualisasi Pancasila.
1.3.2
Memahami
dan mengerti macam-macam aktualisasi.
1.3.3
Memahami
dan mengerti makna yang terkandung dalam sila-sila Pancasila.
1.3.4
Memahami
dan mengerti sikap bangsa Indonesia yang sesuai dengan Pancasila.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian aktualisasi dan aktualisasi Pancasila
·
Aktualisasi merupakan suatu bentuk kegiatan melakukan realisasi antara
pemahaman akan nilai dan norma dengan tindakan dan perbuatan yang dilakukan
dalam kehidupan sehari-hari.
·
Sedangkan
aktualisasi pancasila, berarti
penjabaran nilai-nilai pancasila dalam bentuk norma-norma, serta
merealisasikannya dalam kehidupan berBangsa dan berNegara.
2.2
Macam-macam Aktualisasi Pancasila
Aktualisasi Pancasila, dapat dibedakan ke dalam 2
jenis :
1. Aktualisasi
Pancasila secara Obyektif
Aktualisasi Pancasila secara Obyektif artinya,
realisasi penjabaran nilai-nilai Pancasila dalam bentuk norma-norma dalam
setiap aspek penyelenggaraan negara, baik dalam bidang Legislatif, Eksekutif,
dan Yudikatif, maupun semua bidang kenegaraan lainnya. Aktualisasi Obyektif ini
terutama berkaitan dengan peraturan perundang-undangan Indonesia
Contohnya : dalam penyelenggaraan kenegaraan maupun tertib hukum
Indonesia, asas politik dan tujuan negara, serta pelaksanaan konkretnya
didasarkan pada dasar falsafah negara (Pancasila)
Seluruh hidup kenegaraan dan tertib hukum di Indonenesia
didasarkan atas serta diliputi oleh dasar filsafat negara, asas politik dan
tujuan negara, yakninya Pancasila, diantaranya:
- Garis-garis
Besar Haluan Negara.
- Hukum,
perundang-undangan dan peradilan.
- Pemerintahan.
- Politik
dalam negeri dan luar negeri.
- Keselamatan,
keamanan dan pertahanan.
- Kesejahteraan
- Kebudayaan
- Pendidikan
dan lain sebagainya.
2. Aktualisasi
Pancasila secara Subyektif
Aktualisasi Subyektif, artinya realisasi penjabaran
nilai-nilai Pancasila dalam bentuk norma-norma ke dalam diri setiap pribadi,
perseorangan, setiap warga negara, setiap individu, setiap penduduk, setiap
penguasa dan setiap orang Indonesia. aktualisasi ini berkaitan dengan kesadaran
, ketaatan serta kesiapan individu untuk mengamalkan Pancasila (norma-norma
moral). Aktualisasi Pancasila subyektif ini diharapkan dapat tercapai agar
nilai-nilai pancasila tetap melekat dalam hati sanubari bangsa Indonesia, dan
demikian itu disebut dengan Kepribadian Bangsa Indonesia (Kepribadian
Pancasila). Maka dengan hal inilah bangsa Indonesia memiliki ciri karakteristik
yang menunjukkan perbedaannya dengan bangsa lain.
Aktualisasi Subyektif ini lebih penting dari Aktualisasi
Obyektif, karena Aktualisasi Pancasila yang subyektif merupakan kunci
keberhasilan Aktualisasi Pancasila secara Obyektif.
2.3
Makna yang terkandung dalam sila-sila Pancasila
Pengakuan
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa mengharuskan kita sebagai bangsa untuk
mentransformasikan nilai-nilai Pancasila itu kedalam sikap dan perilaku nyata
baik dalam perilaku hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Tanpa adanya
transformasi nilai-nilai tersebut dalam kehidupan nyata, maka Pancasila hanya
tinggal nama tanpa makna. Pancasila hanya sebagai hiasan dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945.
1. Nilai
Ketuhanan Yang Maha Esa
Nilai ini
mengandung arti keyakinan dan pengakuan yang diekspresikan dalam bentuk
perbuatan terhadap Zat yang Maha Tunggal tiada duanya. Yang sempurna sebagai
Penyebab Pertama (kausa prima). Sila ini menuntut manusia untuk bersikap hidup,
berpandangan hidup taat dan taklim kepada Tuhan dengan dibimbing oleh
ajaran-ajaranNya. Taat mengandung makna setia,
menurut apa yang diperintahkan dan hormat/cinta kepada Tuhan. Sedangkan
Taklim mengandung arti memuliakan Tuhan, memandang Tuhan teragung, memandang
Tuhan tertinggi, memandang Tuhan terluhur.
Nilai Ketuhanan
Yang Maha Esa memberikan kebebasan kepada pemeluk agama sesuai dengan
keyakinannya, tak ada paksaan, dan antar penganut agama yang berbeda harus
saling menghormati dan bekerjasama. Bahkan penganut aliran kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa essensinya tidak kontraktif dengan nilai Ketuhanan Yang
Maha Esa. Hal ini sejalan dengan pasal 29 UUD 1945 ayat (2) yang bunyinya :
Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
2. Nilai
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Nilai
kemanusiaan yang adil dan beradab, mengandung arti : kesadaran sikap dan
perilaku yang sesuai dengan nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan
mutlak hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya.
Yang perlu
diperhatikan dan merupakan dasar hubungan semua umat manusia dalam mewujudkan
nilai kemanusiaan yang adil dan beradab adalah pengakuan hak asasi manusia.
Manusia harus diakui dan diperlakukan sesuai harkat dan mertabatnya sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang sama derajatnya, yang sama hak dan kewajiban
asasinya. Untuk itu perlu dikembangkan juga sikap saling mencintai sesame
manusia, sikap tenggang rasa atau tepo seliro. Oleh karena itu sikap dan
perilaku semena-mena terhadap orang lain merupakan perbuatan yang tidak sejalan
dengan nilai kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Nilai
Persatuan Indonesia
Nilai Persatuan
Indonesia mengandung arti usaha kea rah bersatu dalam kebulatan rakyat untuk
membina Nasionalisme dalam Negara.
Nilai Persatuan
Indonesia yang demikian ini merupakan suatu proses untuk menuju terwujudnya
Nasionalisme. Dengan modal dasae nilai persatuan semua warga Negara Indonesia
baik yang asli maupun keturunan asing dan dari macam-macam suku bangsa dapat
menjalin kerjasama yang erat dalam wujud gotongroyong, kebersamaan.
Dalam nilai
Persatuan terkandung adanya perbedaan-perbedaan yang biasa terjadi di dalam
kehidupan masyarakat dan bangsa, baik itu perbedaan bahasa, kebudayaan,
adat-istiadat, agama, maupun suku. Perbedaan itu jangan diajdikan alas an untuk
berselisih, tetapi justru menjadi daya tarik kearah kerjasama, kea rah
resultante/sintesa yang lebih harmonis. Hal ini sesuai dengan semboyan
“Bhinekka Tunggal Ika”.
4.Nilai
Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
Nilai sila
keempat mengandung makna : suatu pemerintahan rakyat dengan cara melalui
badan-badan tertentu yang dalam menetapkan sesuatu peraturan ditempuh dengan
jalan musyawarah untuk mufakat atas dasar kebenaran dari Tuhan dan putusan akal
sesuai dengan rasa kemanusiaan yang memperhatikan dan mempertimbangkan kehendak
rakyat untuk mencapai kebaikan hidup bersama.
Di dalam
pengambilan keputusan lewat musyawarah mufakat ini yang menjadi prioritas utama
adalah : “kualitas” itu sendiri, yaitu isi, bobot dari usulan yang diajukan.
Meskipun usulan itu dari golongan mayoritas, tetapi jika isi dan bobot dari
usulan itu tidak berkualitas maka tidak bias diterima. Sebaliknya, meskipun
usulan itu dari golongan minoritas namun isi dan bobot usulan itu berkualitas
maka bisa diterima. Cara-cara seperti ini yang dikehendaki oleh sistem
“demokrasi Pancasila”, yaitu demokrasi yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan. Karena titik beratnya musyawarah-mufakat
utnuk kepentingan bersama, maka Demokrasi Pancasila pahamnya adalah
kekeluragaan, kebersamaan.
5. Nilai
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Makna yang
terkandung di dalam nilai-nilai sila kelima ini adalah sebagai berikut: suatu
tata masyarakat adil dan makmur sejahtera lahirlah batiniah, yang setiap warga
Negara mendapat segala sesuatu yang telah menjadi haknya sesuai dengan essensi
adil dan beradab. Sila keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia dalam
wujud pelaksanaannya adalah bahwa setiap warga harus mengembangkan sikap adil
terhadap sesama, menjaga keseimbangan, keserasian, keselarasan, antara hak dan
kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.
2.4 Sikap bangsa Indonesia yang
sesuai dengan Pancasila
1.
Contoh sikap yang sesuai dengan sila pertama (Ketuhanan yang Maha Esa)
Sila
ini berhubungan dengan perilaku kita sebagai umat beragama pada Tuhannya.
Contoh sikap yang mencerminkan sila tersebut yaitu :
·
Percaya dan taqwa kepada Tuhan yang Maha
Esa sesuai ajaran agama yang dianut masing-masing.
·
Menjalankan perintah agama sesuai ajaran
yang dianut masing-masing.
·
Saling menghormati antar umat beragama.
·
Tidak memaksakan suatu agama pada orang
lain.
2. Contoh
sikap yang sesuai dengan sila kedua ( Kemanusiaan yang adil dan beradab)
Sila ini
berhubungan dengan perilaku kita sebagai manusia yang pada hakikatnya semuanya
sama didunia ini. Contoh sikap yang mencerminkan sila tersebut :
·
Tidak membeda-bedakan manusia
berdasarkan suku, agama, warna kulit, tingkat ekonomi, maupun tingkat
pendidikan.
·
Menyadari bahwa kita diciptakan sama
oleh Tuhan.
·
Membela kebenaran dan keadilan.
·
Menyadari bahwa kita mempunyai hak dan
kewajiban yang sama.
·
Tidak melakukan diskriminatif.
3. Contoh
sikap yang sesuai dengan sila ketiga ( Persatuan Indonesia)
Sila ini
berhubungan dengan perilaku kita sebagai warga Negara Indonesia untuk bersatu
membangun negeri ini. Contoh sikap yang mencerminkan sila tersebut:
·
Cinta pada tanah air dan bangsa
·
Menjaga nama baik bangsa dan Negara
·
Tidak membangga-banggakan bangsa lain
dan merendahkan bangsa sendiri
·
Ikut serta dalam ketertiban dunia
·
Menjunjung tinggi persatuan bangsa
·
Mengutamakan kepentingan bangsa dan
Negara di atas kepentingan pribadi dan golongan
4. Contoh
sikap yang sesuai sila keempat (Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalampermusyawaratan perwakilan)
Sila ini
berhubungan dengan perilaku kita untuk selalu bermusyawarah dalam menyelesaikan
masalah. Contoh sikap yang mencerminkan sila tersebut:
·
Selalu mengedepankan musyawarah untuk
mencapai mufakat dalam menyelesaikan masalah
·
Tidak memaksakan kehendak pada orang
lain
·
Mengutamakan kepentingan masyarakat,
bangsa, dan Negara
·
Menghormati hasil musyawarah
·
Ikut serta dalam pemilihan umum
5. Contoh
sikap yang sesuai sila kelima. (Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia)
Sila ini
berhubungan dengan perilaku kita dalam bersikap adil pada semua orang. Contoh
sikap yang mencerminkan sila tersebut:
·
Berusaha menolong orang lain sesuai
kemampuan
·
Menghargai hasil karya orang lain
·
Tidak mengintimidasi orang dengan hak
milik kita
·
Menjunjung tinggi nilai kekeluargaan
·
Menghormati hak dan kewajiban orang lain
BAB
III
PENUTUP
SIMPULAN
1. Dalam aktualisasi Pancasila ini,
penjabaran nilai-nilai Pancasila dalam bentuk norma-norma, dijumpai dalam
bentuk norma hukum, kenegaraan, dan norma-norma moral. Sedangkan realisasinya
dikaitkan dengan tingkah laku semua warga negara dalam masyarakat, berBangsa
dan berNegara, serta seluruh aspek penyelenggaraan negara.
2. Aktualisasi Pancasila secara
Obyektif artinya, realisasi penjabaran nilai-nilai Pancasila dalam
bentuk norma-norma dalam setiap aspek penyelenggaraan negara, baik dalam bidang
Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif, maupun semua bidang kenegaraan lainnya.
Aktualisasi Subyektif, artinya
realisasi penjabaran nilai-nilai Pancasila dalam bentuk norma-norma ke dalam
diri setiap pribadi, perseorangan, setiap warga negara, setiap individu, setiap
penduduk, setiap penguasa dan setiap orang Indonesia.
3. Makna
yang terkandung di dalam setiap sila ini berbeda-beda.
Nilai
sila pertama ini mengandung arti keyakinan dan pengakuan yang diekspresikan
dalam bentuk perbuatan terhadap Zat yang Maha Tunggal tiada duanya.
Nilai
kemanusiaan yang adil dan beradab, mengandung arti : kesadaran sikap dan
perilaku yang sesuai dengan nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan
mutlak hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya.
Nilai
Persatuan Indonesia mengandung arti usaha kea rah bersatu dalam kebulatan
rakyat untuk membina Nasionalisme dalam Negara.
Nilai
sila keempat mengandung makna : suatu pemerintahan rakyat dengan cara melalui
badan-badan tertentu yang dalam menetapkan sesuatu peraturan ditempuh dengan
jalan musyawarah untuk mufakat atas dasar kebenaran dari Tuhan dan putusan akal
sesuai dengan rasa kemanusiaan yang memperhatikan dan mempertimbangkan kehendak
rakyat untuk mencapai kebaikan hidup bersama.
Makna
yang terkandung di dalam nilai-nilai sila kelima ini adalah sebagai berikut: suatu
tata masyarakat adil dan makmur sejahtera lahirlah batiniah, yang setiap warga
Negara mendapat segala sesuatu yang telah menjadi haknya sesuai dengan essensi
adil dan beradab.
4. Contoh
sikap yang sesuai dengan sila pertama (Ketuhanan yang Maha Esa), Sila ini
berhubungan dengan perilaku kita sebagai umat beragama pada Tuhannya.
Contoh
sikap yang sesuai dengan sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, Sila ini
berhubungan dengan perilaku kita sebagai manusia yang pada hakikatnya semuanya
sama didunia ini.
Contoh
sikap yang sesuai dengan sila ketiga ( Persatuan Indonesia), Sila ini
berhubungan dengan perilaku kita sebagai warga Negara Indonesia untuk bersatu
membangun negeri ini.
Contoh
sikap yang sesuai sila keempat (Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan
dalampermusyawaratan perwakilan), Sila ini berhubungan dengan perilaku kita
untuk selalu bermusyawarah dalam menyelesaikan masalah.
Contoh
sikap yang sesuai sila kelima. (Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia),
Sila ini berhubungan dengan perilaku kita dalam bersikap adil pada semua orang.
DAFTAR
PUSTAKA
1. A.T.
Soegito,dkk.2012. Pendidikan Pancasila.
Semarang; Pusat Pengembangan MKU-MKDK UNNES.
3. http://indrie7.blogspot.com/2013/04/aktualisasi-pancasila-dan-aktualisasi.html
diakses pada hari Minggu, 22 Maret 2015 pukul 11.49.
The best online casino in Canada - Ambiens Hoppeie
BalasHapusThe online casino will 온라인 호텔 카지노 offer you all the latest games from leading developers such as NetEnt, Microgaming,
Harrah's Hotel & Casino - Tunica Tunica, MS - MJH
BalasHapusVisit Harrah's Hotel & 서산 출장샵 Casino Tunica, 고양 출장안마 MS and get the best rates on your next 세종특별자치 출장마사지 trip, stay at the 강릉 출장안마 hotel. 포항 출장샵